Bikin Haru, 40 Tahun Terpisah Diadopsi Warga Belanda Kini Bertemu Ibu Kandung

oleh -126 Dilihat

Jalurlangit.id | Memeluk erat ibu kandung merupakan momen paling berharga dan berkesan. Terutama bagi Andre Kuik yang telah terpisah selama 40 tahun. Tangis haru tak terbendung dari sang ibu bernama Kartini dapat bertemu dengan putra ketiganya.

Sekitar usia lima bulan, Andre telah diadopsi oleh warga Belanda kala itu. Perjalanan dan perjuangan panjang dilalui Andre sekian tahun demi mencari keberadaan orang tua biologisnya. Berikut ulasannya dilansir dari BBCcom yang mengikuti perjalanan dari Belanda ke Lampung
Keingintahuan Andre pada orang tua kandung, serta asal mula dirinya muncul saat pertama kali melancong ke Indonesia. Dia mulai meminta bantuan dari berbagai pihak,

termasuk dari Yayasan Mijn Roots.
“Saya pertama kali kembali ke Indonesia tahun 2013. Saat itu saya mulai bertanya dari mana saya berasal,” ujar Andre dalam bahasa Belanda.

Tes DNA untuk Memastikan
Andre Kuik telah meminta ijin pada orang tua angkatnya di Negeri Kincir Angin tersebut, untuk mencari ayah dan ibu biologisnya di Indonesia. Pada pertengahan April lalu menjadi kali ketiga bagi Andre dan pasangannya, Marjolein Wissink berkunjung ke Lampung.

Sebelumnya setelah tim pencari dari yayasan menemukan ibu Kartini yang kini berusia 65 tahun, melakukan cek darah untuk memastikan.Hasilnya mendekati seratus persen, bahwa Kartini merupakan ibu kandung dari Andre Kuik yang telah lama hilang.

Hilang di Rumah Sakit, Pisah Di Usia 4 Hari
Februari 1978 menjadi momen pahit yang dialami Kartini. Baru empat hari dia merasakan kehangatan menggendong dan menyusui Andre. Belum sempat diberi nama, Kartini disuruh pulang.Sang suami, Theo Kohler diduga berdarah campuran Jawa dan Eropa meminta Kartini untuk meninggalkan putra ketiganya tersebut di rumah sakit Panti Secanti, Gisting Lampung.

Selang satu pekan, Kartini kembali ke rumah sakit dan didapatinya sang putra tak ada di tempat. Dia pulang dengan kesedihan yang menderu. Sempat bertengkar dengan suami, yang kini telah pergi begitu saja tanpa alasan.

Bingung Harus Mencari Dimana sejak kehilangan bayi mungilnya yang baru berusia empat hari tersebut, Kartini masih dirundung duka dan kebingungan. Dia mengaku tak tahu harus mencari kemana.
Suaminya juga tak pernah mengungkit dan memilih diam. Theo Kohler pergi saat Kartini tengah hamil anak keempat, dan tak pernah ada kabar hingga sekarang.

Diadopsi Warga Belanda Belum mencapai usia lima bulan, Andre diadopsi oleh pasangan Jan Kuik dan Mieke Kuik asal Belanda. Melalui dokumen adopsi dan akta notaris, tertuang bukti pengangkatan dari Yayasan Pangkuan si Cilik, Jakarta atas pimpinan Lies Darmadji pada 23 Juni 1976.Semasa kecil, Andre tak pernah mempermasalahkan status anak adopsi yang melekat pada dirinya. Di Belanda dia tinggal bersama keharmonisan keluarga, dengan kakak angkat laki-laki dan perempuan asal Thailand, serta adik angkat dari Indonesia.

Miliki 3 Saudara Kandung Pertengahan April lalu menjadi momen pertama kalinya bagi Andre memeluk sang ibunda. Serta mengenal kedua kakak laki-lakinya, Wely dan Untung. Dia mengaku tak menyangka akan memiliki banyak saudara, termasuk seorang adik perempuan bernama Dewi Agustina.

Sambutan hangat dari para tetangga dan saudara, melihat kedatangan ‘si anak hilang’, didampingi sang istri tercinta, Marjolein Wissink.

Pencarian Sempat Tak Berhasil
Perjalanan pertama ke Indonesia, Andre ditemani Marjolein mengunjungi kota Lampung. Sebuah perasaan tiba-tiba muncul. Andre seperti tengah berada di lingkungan dan komunitasnya sendiri.
Keduanya meminta bantuan dari para suster di Rumah Sakit Panti Secanti, tempat dirinya dilahirkan. Sayangnya tak ada petunjuk yang jelas.

Keinginan untuk bertemu orang tua kandung kembali memuncak, terutama setelah kelahiran putranya yang kini berusia 1,5 tahun. Akhir 2017 Andre memulai pencariannya kembali berbekal dokumen adopsi dari orang tua angkatnya.’

Bahasa Menjadi Kendala Andre mengungkapkan kebahagiaan dan rasa lega setelah pencarian panjangnya yang telah berhasil. Meski sayangnya bahasa antara Andre dan keluarga Kartini yang masih menjadi kendala.
Tak ada rasa marah atau dendam, sebab Andre menyadari berpisahnya selama 40 tahun bukan kesalahan orang tuanya. Melainkan secara terpaksa dan dianggap hilang. Andre mengaku akan belajar bahasa Jawa sesuai kebiasaan ibundanya.(EFRIZAL DAMANIK )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.