KAB.MALANG-Tradisi ini diyakini masyarakat pesisir Pantai sebagai upaya mensyukuri nikmat tuhan berupa rejeki, keselamatan serta hasil alam yang melimpah.Tiap tahunnya, upacara adat ini selalu dinantikan ribuan pengunjung dari berbagai daerah.
Tradisi Larung Ketupat yang digelar tiap tahun ini selalu diisi dengan kirab tumpeng dan sesaji yang diarak oleh masyarakat Desa Gajahrejo menuju pesisir pantai untuk didoakan. Prosesi ini dipimpin oleh ketua adat dengan pengantar doa kenduri (Ujub) serta ungkapan-ungkapan syukur atas hasil laut yang diperoleh selama setahun, serta harapan memperoleh hasil yang baik tanpa ada halangan dan terhindar dari wabah dan musibah.
Team Relawan Mumet Yang membantu Persiapan upacara Tradisi Larung Ketupat tersebut mengatakan, kegiatan Larung Ketupat Yang akan di Laksanakan Pada Hari Minggu Tanggal 30 April 2023 ini, merupakan tradisi adat yang sangat potensial untuk mendatangkan wisatawan.
Larung Ketupat seperti ini sudah menjadi agenda rutin tahunan yang dilaksanakan di Pantai Watubolong Bajulmati, Ds Gajahrejo Kecamatan Gedangan, Kab Malang ini Larung Sesaji ini akan digelar secara terbuka di Pantai Watu Bolong Bajulmati Dengan Lebih Meriah Dengan Tema ( PAWAI BUDAYA LARUNG KETUPAT ) Artinya, saat ini masyarakat sudah bisa menyaksikan acara tersebut secara langsung.
Tentu Larung Ketupat ini luar biasa selain nanti harapannya Pariwisata Kabupaten Malang bisa lebih terkenal dengan adanya kegiatan adat seperti ini, juga potensi ekonomi masarakat bisa kita bangkitkan lagi,” kata Salah Satu anggota Team Relawan Mumet” Saat di temui awak Media” Jumat 28 April 2023.
“Slamet irfan yang akrab disapa ( Boncel ) Anggota PSR Relawan Pantai Selatan Rescue ini juga menjelaskan bahwa agenda Larung Ketupat merupakan agenda tahunan yang digelar meriah, dengan berbagai macam hiburan kesenian daerah. Menurutnya, ritual adat Larung Ketupat merupakan wujud rasa syukur masyarakat di pesisir selatan, atas hasil alam berupa tangkapan ikan untuk nelayan, maupun hasil panen pertanian dan peternakan.
“Larung Ketupat adalah budaya kearifan lokal. Budaya yang harus kita uri-uri ya. Supaya anak cucu kita nanti bisa tahu ini adalah salah satu budaya yang harus dilestarikan,” Iya jugak Menyampekan Ucapan Terimakasih Banyak kepada Pihak Supprot,by’ Kripik Singkong Cap Lumba-Lumba, H.Gunawan, Dimas Motor, Artanet, Kopas Prajurid,Netral Audio, Terutama kepada Cak Wan Juragan One audio Desa Karang anyar yang telah memfasilitasi Sound sistemnya untuk jalannya acara Serta mengadakan giat Muter Sound di malam Hari Sebelum Pelaksanaan dengan tujuan dan harapan, Panitia bisa mendapatkan tambahan dana Dari Hasil parkir dari giat Muter Sound tersebut untuk tercukupinya anggaran biaya jalannya acara tersebut”, kata Boncel.
“Di tempat yang sama,Gatot Teguh arifianto Menjelaskan, Upacara inti Larung Sesaji di Pantai Watu Bolong Bajulmati ditandai dengan arak-arakan tumpeng nasi dan hasil bumi serta buah-buahan mulai dibawa ke pesisir pantai untuk didoakan. Sebelum di berangkatkan para sesepuh desa melaksanakan selamatan yang diujubkan oleh para sesepuh desa. Setelahnya dilanjutkan persiapan pemberangkatan upacara larung yang dibawa ke tengah laut Yang di Laksanakan oleh Anggota PSR Pantai Selatan Rescue.
Sementara itu, Eko lestari mengatakan, Larung Sesaji adalah acara rutin adat masyarakat di pesisir pantai selatan, artinya sebenarnya larung sesaji tidak dilaksanakan di Pantai Watu bolong Bajulmati saja, tetapi di setiap pantai juga ada.
“Larung Ketupat untuk tahun ini di Pantai Watu Bolong ini, yang lainya juga masyarakat melaksanakan upacara semacam ini jadi ini hal yang bagus selain pelestarian adat budaya sebenarnya larung saji kan doa wujud syukur kepada Allah supaya kehidupan kita di alam bumi supaya mendapatkan anugerah. Upacara adat selain satu kekayaan aset budaya Kabupaten Malang Larung Ketupat / Sesaji sudah mendapatkan pengakuan sebagai Warisan Budaya Tak Benda yang wajib dilestarikan,” pungkasnya. (Bcl)