Malang|Jalurlangit.id – Pemerintah Desa (Pemdes) Selorejo,Dau,Kabupaten Malang fasilitasi penyelenggaran “Festival Kopi Nusantara”,bertempat di pendopo balai desa setempat,yang berlangsung Kamis hingga Minggu,21-24 Desember 2023.
Acara yang berjalan selama 4 hari itu,didukung penuh Pemerintah Kabupaten Malang,Sponsorship,komunitas beserta petani kopi.Adapun total hadiah yang diperebutkan sebesar 17 Juta.Disamping itu para peserta akan mendapatkan sertifikat bupati Malang.
Untuk kategori kompetisi antara lain,Photography Sosmed,Manual Latte Art, dan Coffe Mocktail Mixology.Biaya pendaftaran umum 250 ribu,sedangkan pelajar 150 ribu.Registrasi Photography Sosmed sebesar 100 ribu.Festival kali ini dikemas dengan Galery,Market,Talk,Kompetisi,Talk Show,Movie Screning,Entertainment,camping ground,dan bazar UMKM.
Ketua panitia kegiatan Yosi Ronggo Suyono menyampaikan,tujuan festival Nusantara yakni mensinergikan petani kopi dengan roastery,dalam artian hulu dan hilir harus sinergi.
“Jumlah peserta yang mengikuti kompetisi kali ini tidak begitu banyak.Adapun kendalanya karena ada 3 event lain di Malang.Namun dengan demikian acara tetap berjalan sesuai dengan yang direncanakan,meskipun tidak sepenuhnya.Fokus goalnya mensinergikan petani kopi dan roastery,biar sama tahu dari biji ,tumbuh daun sampai ke cangkir,”tuturnya,Minggu,24 Desember 2023.
Hal utama yang mendasari penyelenggaraan festival kopi Nusantara dikarena faktor menurunnya produksi kopi.Padahal didaerah Dau,menurut Yosi punya sejarah panjang tentang kopi.
“Kalau tentang kopi daerah Dau sini punya sejarah.Ada puluhan kebun kopi yang sudah berusia ratusan tahun,dulunya di kelola Belanda.Sehingga sejarah inilah yang mulai kita munculkan lagi,”terangnya.
Untuk tetap menjaga dan melestarikan kopi,nantinya akan ada centra edukasi pembibitan, panen ,pasca panen dan marketing tentang kopi.Yosi mengakui bahwasanya konsep sudah ada.
“Konsep telah disiapkan,pasca acara ini akan terus kita kembangkan budidaya kopi yang baik.Tentu akan melibatkan semua element.Festival Kopi Nusantara ini sekaligus sebagai pintu gerbang untuk pembangunan ekonomi hijau.Sehingga kedepan harus terus dijaga dan kampanyekan,”tegasnya.
Yosi menjelaskan event serupa tidak akan berhenti sampai disini,rencana rutin bahkan dijadwalkan bulan Juni 2024 akan lebih besar daneriah lagi.
“Insha Allah ,Bulan Juni nanti akan diselenggarakan event seperti ini tapi lebih besar lagi.Kemungkinan akan dibarengi dengan bersih desa.Harapannya perkopian disini lebih maju dan kembali jaya,”ujar,Pria berambut gondrong ini.
Festival Kopi Nusantara kali ini, mengundang daya tarik sendiri bagi Christine Natalina asal Sumatera.Perempuan yang sudah lama menetap di Jakarta dan Bogor ini,nekat datang jauh-jauh ke Malang,hanya ingin ikut berpartisipasi mengisi acara.
“Saya sudah lama berkecimpung di dunia kopi mulai tahun 2015.Kalau ikut event sejak 2017 sampai sekarang dan memperoleh sejumlah sertifikat,”ungkapnya.
Dijelaskannya,Kompetisi yang sering diikuti lokal Jabodetabek dari Latte Art ke Manual Brewers maupun Mixologi.Namun sekarang dia cenderung menekuni Manual Brewers.
“Meskipun saat ini fokus Manual Brewers,saya pribadi belum ada stand atau kedai kopi menetap.Jadi rencananya kedepan keliling pakai sepeda lipat dan bok,baik ke Bali,Jombang,Sidoarjo,Jawa Barat,dan lain sejumlah daerah lainnya,”pungkasnya.
Christine sangat bersyukur dan terkesan berada di acara festival kali ini.Harapnya kedepan lebih up dan bisa ramai lagi.
“Saya sangat mengapresiasi dengan kegiatan kali ini,serta berterima kasih banyak kepada panitia dan semua pihak yang terlibat.Semoga kedepan lebih ramai lagi,”pungkasnya. (Adi/Tim)